Skip to main content

Posts

.

Satu hal yang aku tidak sanggup menghadapinya lagi ketika menjalin hubungan dengan orang baru, perpisahan. Ini aku kali pertama jatuh lagi setelah memutuskan jatuh pada orang yang salah beberapa tahun yang lalu. Aku melewati banyak cobaan dan persimpangan. Kamu meninggalkanku untuk kesekian kalinya. Bagiku ini hubungan bukan hanya sekedar 'teman' tapi bukan juga sebagai kekasih. Aku bingung mengenai batasan yang bagaimana untuk menentukan sikapku menghadapi sosok sepertimu. Aku peduli seperti kepada teman, tapi ke kamu bisa lebih, tapi tak se peduli sebagai kekasih. Rumit, memang. Aku merasakan sendiri. Terkadang aku berpikir apakah ini berlebihan? Apakah ini kurang? Kamu adalah sosok yang susah ditebak. Susah banget. Bagaikan langit dan bumi. Bisa berubah secepat angin bertiup. Tapi kita sama. Labil, egois, mau menang sendiri, sayang, rindu, dan takut kehilangan. Memang harus banyak belajar, sabar. Aku selalu takut ketika kamu yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar, tanpa
Recent posts

Setahun

Should I stop stepping on the same story now? Kita sudah hilang kontak, hilang komunikasi selama setengah bulan. Sebelumnya hari itu tiba, aku sudah merasakan lelah. Mungkin aku masih sayang, tapi rasa lelah sudah mulai memenuhi diriku. Aku hingga saat ini masih rindu, masih peduli, masih ada rasa Sepertinya tidak ada iktikad baik darimu Tidak ada tanda-tanda untuk kembali Kamu hilang begitu saja Tanpa kabar Aku sempat menghubungimu Lalu, hilang lagi Kamu tidak pernah menghubungimu lagi Seperti yang kamu bilang juga Kita teman dari dulu Kita sekarang benar-benar teman Menghubungi ketika butuh Aku pikir kita sudah selesai dengan tanpa akhir Sudah cukup dengan segala harapan Aku mau kembali Aku pikir aku juga harus mengurangi rasa Jangan berpikir dia masih suka sama kamu Jangan berpikir dia mau sama kamu Jangan berpikir dia peduli Jangan berpikir 'kita' masih Jangan berpikir kita masih berlanjut Berpikirlah kita sudah selesai Time for me back to re

Lebih Sekedar Dari Teman

Malam ini, Aku menemukan buku pink terdiam di rak hijauku. Tertutup rapat, setelah lama kubawa tapi tidak pernah kubuka. Buku ini menjadi saksi bisu perjalanan hidupku ketika kelas 3 SMA. Aku menulis segalanya, segala kegalauan dan kebimbanganku kala itu. Setiap lembarnya menyimpang seberkas kenangan tersendiri. Aku menemukan kertas yang terlipat di bagian paling akhir buku ini. Berwarna kuning. Aku membacanya. Aku membaca sekilas, karena aku sudah tahu isi kertas itu sebelumnya. Aku membaca itu beberapa kali sejak seorang temanku memberikan itu kepadaku. Disini, aku mau menceritakan dia. Temanku yang kuanggap lebih dari teman. Bukan lebih dalam arti romansa, tapi lebih dalam arti ia benar-benar masuk ke dalam hidupku, tahu bagaimana aku, tahu memperlakukanku, tahu menanggapi segala tingkahku. Bolehlah, aku menggapnya saudara, karena dia lebih dari teman bahkan sahabat. Kita bertemu dan mulai dekat sejak kelas 2 SMA, Pertama aku menganggapnya saingan karena kita memiliki cita-ci

Apakah ini Pertanda Lemah?

Semakin bertambah umukurku Aku merasa lebih mudah terharu Lebih mudah meneteskan air mata Bahkan untuk hal kecil Aku merasa, aku tidak semakin lemah Sudah banyak hal yang menghantamku hingga hari ini Dulu, ketika aku masih kecil Aku takut sekali meneteskan air mata Bagiku itu lemah. Jujur saja, Ketika sedang ada masalah dan ada ataupun tidak ada tempat untuk curhat Susah sekali untuk menahan tangis Rasanya emosional sekali jika menyangkut kehidupan

Heran akan Mereka

Masih heran Heran aja Kenapa orang bisa kuat menjalin hubungan jarak jauh? Kuat dari segala godaan Kuat dari rasa bosan Bayangin aja, kamu gak pernah ketemu sama orang yang kamu chat tiap hari Rasanya aneh kamu menuangkan perasaanmu disana Menurutku itu aneh Aku menghindari hal itu sekarang Kamu chattingan berbulan-bulan sama dia, Lalu bertemu Aku pikir itu bakal canggung Aneh rasanya Aku juga heran sih, Apa yang bikin seorang tahan dengan hubungan jarak jauh? Aku lihat dorippu dia kuat dan berhasil melewati hubungan jarak jauh 8 tahun Aku dulu juga berpikir ini bakalan mungkin, tapi akan susah sekali Aku lihat di video klip JAZ-Teman Bahagia, mereka telfonan di pagi hari sebelum berangkat Apa mereka gak bosan setiap hari gitu terus? Aku lihat teman, kakak kelasku bisa berhubungan walaupun beda kota bahkan negara Aku heran, masih heran Kok bisa?

Renungan Setelah Maghrib

Suatu sore, setelah adzan maghrib, aku berbuka bersama temanku Kita membahas berbagai macam hal Hingga salahsatu temanku histeris bahwa pengumuman lolos screening LKMM TD keluar.  Diantara tiga orang yang ikut, hanya aku yang gagal Aku merasa senang sama sedih sekaligus Senang karena bebanku berkurang satu diantara bermacam kegiatan yang aku ambil Sedih karena merasa gagal, dan kurang kompeten aja Terus ada temanku yang aktif banget seh pas screening, dia gak lolos. Aku gak tau dari sudut pandang apa dinilai pas screening. Bagiku ini pembelajaran. Kegagalan. Gak papa.  Kemarin aku gagal lolos masuk tim Barunastra, sekarang LKMM TD.  Aku hanya yakin, setiap orang punya jatah sukses, jatah rezeki masing-masing.  Mungkin usahaku juga kurang atau ini memang bukan jalan yang baik bukan aku. Aku berpikir jatah rezeki orang itu beda-beda.  Allah itu bakal memberi takaran yang sesuai dengan rencananya dan usaha kita. Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha.  Hasil itu All

Tidak Kadaluarsa

Makanan punya tanggal kadaluarsa Aku tahu itu tidak berlaku pada perasaan manusia Walaupun ada rasa bosan, karena kita manusia, rasa bisa tumbuh lagi.  Oleh karena itu, gak ada yang namanya cinta yang kadaluarsa.  Contohnya, orangtuamu masih tetep sayang kamu sampe sekarang. Perasaan manusia bisa terkikis oleh waktu, bisa juga tidak. Semua tergantung pemilik rasa itu. Memilih bertahan atau berhenti.  Semua pasti ada resikonya.   Aku sama dia.  Aku sering sekali bertanya bukan tentang hubungan kita lagi , tapi tentang kapan dan bagaimana akan berakhir. Aku gak mau sakit hati terlalu dalam lagi. Aku seperti berkaca pada masa lalu, wah itu sakit sekali.  Aku masih ingat bagaimana rasanya dan aku gak mau itu terulang lagi.  Sakit hati separah itu untuk kedua kalinya is BIG NO.