Rainy Constlelation

Perpisahan adalah cerita baru dalam hidupku. Cerita yang cukup mengena, karena itu perpisahan yang cukup jahat bagiku. Cerita yang masih membekas walaupun waktu sudah memisahkan begitu jauh antara hari ini dengan hari itu. Aku pernah sedih sesedihnya kala itu. Aku pernah menangis semenangisnya kala itu. Aku pernah begitu terpuruk kala itu. Aku pernah jatuh pada jurang yang begitu dalam kala itu. Aku pernah patah hati Aku sadar sekarang, pe rpisahan bukan hal yang   buruk lagi. Perpisahan adalah akhir dari yang lama Perpisahan adalah awal dari yang baru Perpisahan adalah awal perjalanan baru dalam hidupku Aku yakin di balik perpisahan, ada cerita baru yang lebih baik Aku yakin di balik perpisahan, ada cerita lama yang siap dikenang Aku yakin di balik perpisahan, ada cerita baru yang siap memberi warna yang lebih baik

Aku mulai takut, walaupun aku sudah memegang prinsip ini cukup teguh. Hubungan jarak jauh. Itu yang sebentar lagi kuhadapi untuk kedua kalinya. Aku tidak takut dengan hubungan seperti itu. Aku dulu pernah sanggup melewati hubungan itu, menjaga hati untuk tidak berpaling, menahan rasa yang mereka katakan adalah rindu, berusaha berpikir positive thinking bahwa hatinya masih bersamaku, menunggu tiap malam hanya untuk beberapa balasan tentang kabar hari itu, terbangun hingga larut malam hanya untuk menghabiskan waktu bersama. Aku pernah mengalami hal semacam itu, mengalami pahit dan senangnya hubungan jarak jauh. Pernah menangis setelah lelah menunggu berjam-jam, lelah akan sikapnya yang berubah, lelah ketika berusaha mempertahankan hubungan yang mulai mengambang.             Kali ini, beberapa bulan lagi aku akan benar-benar akan menghadapi masa itu lagi. Aku takut kasus masa lalu terulang lagi atau mungkin lebih parah. Ya, memang dia baik, aku tahu itu. Tak ada yang tahu akan masa dep