Skip to main content

Ketika Takut Muncul

Aku mulai takut, walaupun aku sudah memegang prinsip ini cukup teguh. Hubungan jarak jauh. Itu yang sebentar lagi kuhadapi untuk kedua kalinya. Aku tidak takut dengan hubungan seperti itu. Aku dulu pernah sanggup melewati hubungan itu, menjaga hati untuk tidak berpaling, menahan rasa yang mereka katakan adalah rindu, berusaha berpikir positive thinking bahwa hatinya masih bersamaku, menunggu tiap malam hanya untuk beberapa balasan tentang kabar hari itu, terbangun hingga larut malam hanya untuk menghabiskan waktu bersama. Aku pernah mengalami hal semacam itu, mengalami pahit dan senangnya hubungan jarak jauh. Pernah menangis setelah lelah menunggu berjam-jam, lelah akan sikapnya yang berubah, lelah ketika berusaha mempertahankan hubungan yang mulai mengambang.
            Kali ini, beberapa bulan lagi aku akan benar-benar akan menghadapi masa itu lagi. Aku takut kasus masa lalu terulang lagi atau mungkin lebih parah. Ya, memang dia baik, aku tahu itu. Tak ada yang tahu akan masa depan, bagaimana lingkungkan yang mungkin bisa merubahnya, bagaimana teman-temannya mempengaruhinya untuk berubah. Tidak ada yang tahu soal itu. Aku takut akan kata perpisahan, mungkin fobia dengan perpisahan. Aku takut dia meninggalkanku dengan cara menyakitkan, cara yang jahat, cara yang tidak manusiawi seperti sebelumnya.

            Bismillah, apapun yang terjadi nanti. Seberapa takut aku menghadapi keadaan seperti ini, jika perpisahan benar-benar terjadi ditengah-tengah hubungan ini, seberapa sakitnya kata perpisahan memasuki hidupku lagi, aku akan melepaskannya. Aku tidak menyalahi takdir tuhan yang menyuruhku untuk berhenti menghabiskan waktu bersamanya. Aku tidak menyalahkan tuhan jika aku dipisahkan dengan cara yang kurang mengenakkan hati. Aku tahu Tuhan tahu akan segalanya, tahu yang terbaik untuk hambanya. Aku yakin di setiap sakit, disetiap jatuh dan jurang aku temui membuat diriku tak selemah sebelumnya. Aku tahu Tuhan pasti memberikan jalan yang terbaik untuk masing-masing hambanya, dengan jalan yang berbeda-beda. Tuhan pasti sayang dengan hambanya, yang membedakan adalah seberapa besar kadar kasih sayang itu. 

Comments

Popular posts from this blog

Thanks to you

Thanks to you, My ex-boyfriend. Hi, long time no see. Long time no hear your voice. Long time no communication after you broke up our relationship. Dulu aku tidak pernah menyangka, jika seseorang yang kutemui pertamakali (pertemuan yang pertamakali kusadari) di Lab. Biologi satu tahun yang lalu, akan menjadi orang yang sangat berarti dalam hidupku. Sejak aku pertama menyukaimu. Sejak aku pertama berkenalan denganmu. Sejak kau pertama memutuskan aku. Kejadian-kejadian yang kulalui bersamamu sangatlah berharga sejak awal kita bertemu. Kau memberikanku arti bagaimana mencintai seseorang? Bagaimana rasanya disakiti oleh seseorang yang kita sayang? Bagaimana rasnaya menyanyangi seseorang? Bagaimana rasa ditinggalkan seseorang? Bagaimana rasanya dicintai oleh seseorang? Dan masih banyak lagi pelajaran kehidupan, terutama cinta yang kau ajarkan padaku tanpa kau sadari. Dan itu semua sangatlah berarti bagi kehidupanku selanjutnya. Thank you so much to you, My ex-boyfriend. Lalu saat

11 - 11 - 2012

    Sehabis  kejadian yang aku nangis  itu aku sama temenku rame-rame ke bangku dibawah pepohonan yang sebelahnya tempat sampah (?) denah sekolahku pokonya gitu dah, terus online bareng pake wifi gratisan sekolah. Karena waktu itu COBRA (nama kelasku) lagi panas-panasnya gara-gara temenku yang muka tebal (baca : gak punya malu) itu buat masalah sama aku, jadinya isi statusnya pada meso semua ke anak-muka-tebal itu. Waktu lagi online bareng, aku ngeluarin kamera yang emang sengaja tak bawa, langsung aja tuh kamera dipenjem buat foto-fotoan. Nih hasil fotonya : Nih yang paling depan namanya Ray , yang cewek rambutnya pendek (kanan) itu Resi yang kerudungan itu aku dan cowok yang di sebelahku itu namanya Panca . :D Suasana sekolahku sepi, soalnya udah pada pulang semua, terus yang dipojok itu namanya Arum Hasil fotonya si Ray .

Renungan Setelah Maghrib

Suatu sore, setelah adzan maghrib, aku berbuka bersama temanku Kita membahas berbagai macam hal Hingga salahsatu temanku histeris bahwa pengumuman lolos screening LKMM TD keluar.  Diantara tiga orang yang ikut, hanya aku yang gagal Aku merasa senang sama sedih sekaligus Senang karena bebanku berkurang satu diantara bermacam kegiatan yang aku ambil Sedih karena merasa gagal, dan kurang kompeten aja Terus ada temanku yang aktif banget seh pas screening, dia gak lolos. Aku gak tau dari sudut pandang apa dinilai pas screening. Bagiku ini pembelajaran. Kegagalan. Gak papa.  Kemarin aku gagal lolos masuk tim Barunastra, sekarang LKMM TD.  Aku hanya yakin, setiap orang punya jatah sukses, jatah rezeki masing-masing.  Mungkin usahaku juga kurang atau ini memang bukan jalan yang baik bukan aku. Aku berpikir jatah rezeki orang itu beda-beda.  Allah itu bakal memberi takaran yang sesuai dengan rencananya dan usaha kita. Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha.  Hasil itu All